
Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya nanti akan seperti bintang di langit dan seperti pasir di laut yang tak terhitung banyaknya, menjadi bangsa yang besar.
Kejadian 12:2 AKU akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu mashyur; dan engkau akan menjadi berkat.
Ada 4 janji Tuhan kepada Abram :
1.menjadi bangsa yang besar
2.Tuhan akan memberkati Abram
3.membuat nama Abram menjadi besar = great name
4.Abram akan menjadi berkat
Faktanya pada saat itu, Abram dan Sarai belum mempunyai anak seorangpun dan Abram sangat kaya. Dia mempunyai banyak emas, perak dan kambing domba yang tak terhitung.
Sambil berbaring di kemahnya, melihat kenyataan yang ada dan janji Tuhan kepadanya, sambil memandang atap kemahnya, Abram mungkin berpikir , “ bagaimana aku bisa menjadi bangsa yang besar ? berapa banyak kah nanti keturunanku ? untuk siapakah nanti semua kekayaan ini ? karena sampai dengan hari Tuhan berjanji, aku belum mempunyai anak ? kapan kah aku akan mempunyai anak?
Mungkin beberapa pertanyaan itu dan mungkin masih banyak pertanyaan Abram yang bersliweran di kepalanya saat itu.
Kemudian TUHAN membawa Abram keluar dari kemahnya (And He brought him forth abroad) >> saya percaya Tuhan memperhatikan dan mendengar apa yang ada di pikiran dan hati Abram saat itu sehingga Tuhan membawa Abram keluar dari kemahnya.
Kenapa Tuhan membawa Abram keluar dari kemahnya ? WIDEN ABRAM’S HORIZON
Dengan ada di alam kemah, pandangan Abram terbatas pada atap kemahnya, yang mungkin berukuran hanya beberapa meter saja. Point of view nya terbatas, pengharapannya terbatas karena melihat pada kenyataan dan fakta2 yang ada.
Saya percaya, dengan pandangan yang terbatas, melihat fakta yang ada akan sangat mungkin mempengaruhi iman kita menjadi lemah terhadap janji Tuhan.
Sebelum iman Abram melemah dan pengharapannya goyah, Tuhan menguatkan dia, membawanya ke luar dan menyuruh Abram melihat ke atas/surga (= heaven)
As per KJV Genesis 15; 5 (And He brought him forth abroad, and said, Look now toward heaven, and tell the stars, if thou able to number them: and he said unto him, So shall thy seed be.)
Terjemahan bebas : Dan DIA membawa Abram keluar dan berkata, lihatlah sekarang dari sini sampai ke surga dan katakan kepada bintang2, apabila engkau dapat menghitungnya, dan DIA berkata kepada Abram, seperti itulah nanti banyaknya keturunanmu.
Menurut imajinasi ku, saat itu hari sudah malam ketika Tuhan membawa Abram keluar dari kemahnya. Pemandangan pada malam itu mungkin sangat indah dan bersih karena langit cerah dan bintang2 terlihat. Mungkin anginnya agak dingin karena di daerah gurun.
Ada beberapa point di sini :
1.Tuhan membawa Abram keluar dari kemahnya
2.Tuhan menyuruh Abram memandang dari jarak pandangnya yang terdekat sampai ke surga (=jarak pandang yang melampaui pandangannya) = tidak terbatasi oleh fakta dan kenyataan saat itu
3.Tuhan menyuruh Abram mengatakan kepada bintang2 apabila dia dapat menghitung jumlahnya
4.Pada akhirnya Tuhan berkata, seperti itulah nanti banyaknya keturunanmu. Seperti bintang2 yang engkau sendiri tidak dapat menghitung jumlahnya, keturunanmu tak terhitung dan engkau pasti akan menjadi bangsa yang besar
Kesimpulan :
1.Janji Tuhan pastilah mulia dan besar, pasti lebih besar dari benda yang ada di antara 2 telinga kita. Dia yang besar pasti punya tujuan besar
2.Antara janji Tuhan dan fakta2 dan kenyataan hidup, sangatlah jauh sekali bedanya. Seakan-akan kalau kita melihat dengan kaca mata kita sendiri yang terbatas, janji Tuhan itu tidak mungkin atau mustahil. Jadi ada gap atau celah yang jauh sekali antara janji dan fakta
3. Untuk dapat megatasi celah/perbedaan antara janji dan fakta, kita perlu memandang dari sudut pandang yang berbeda. Bukan dengan sudut pandang kita sendiri yang sangat terbatas, tapi dari sudut pandangnya Tuhan. Bagaimana kah sudut pandang Tuhan atas segala sesuatu yang di ciptakanNya atau di janjikanNya?
Karena Tuhan yang berjanji, Dia tidak mungkin tidak menggenapinya. Dari sudut pandang Tuhan, mungkin Tuhan ingin mengatakan kepada Abram saat malam itu : Abram, engkau lihat, engkau berdiri di sini, di tanah ini, di dalam kemahmu, sementara Aku bertahta di surga (heaven). Engaku memandang hanya sampai ke atap kemahmu saja, sementara pandanganku jauh menjelajah seisi langit dan bumi, tak terbatas. Tentu saja cara pandangmu dan cara pandangKu berbeda. Jadi mari, keluarlah, pandanglah seperti Aku memandang. Lihat ke surga, lihat ke bintang-bintang itu, siapa yang menciptakannya, berapa banyak kah jumlahnya? Katakan kepada bintang2 itu kalau engkau dapat menghitungnya.
Dengan kata lain Tuhan ingin berkata kepada Abram, apakah Aku yang bertahta di surga, yang menciptakan bintang2 yang tak terhitung banyaknya, tidak akan bisa menggenapi janjiKu kepadamu ? Sesempit itukah pandanganmu dan pengharapanmu kepada Ku?
Saudaraku, mungkin saat ini kita ada pada satu tempat, atau posisi atau keadaan. Mungkin anda dan saya adalah seorang ayah, ibu, karyawan, pengusaha, single parent atau apapun keadaanmu dan kondisimu pada saat ini, percayalah bahwa Tuhan menciptakan kita dengan satu tujuan. Sama seperti Abraham, Tuhan punya tujuan untuk membuat Abraham menjadi bapa banyak bangsa. Demikian juga Tuhan pasti punya tujuan tertentu atas hidupmu.
Kalau engkau saat ini sebagai seorang sales atau seorang ibu atau anak dari seorang ibu, engkau ada di tengah2 mereka, Tuhan pasti punya tujuan tertentu. Tujuan yang ditetapkan Tuhan atasmu pasti mulia dan besar karena dia yang menciptakan engkau adalah besar. Jadi apabila pada saat ini engkau terbatasi oleh keadaanmu dan kondisimu, ubahlah cara pandangmu. Jangan gunakan cara pandangmu sendiri tapi lihatlah bagaimana Tuhan memandangmu untuk menggenapi tujuanNya atas hidupmu.
Seperti Tuhan membawa Abram keluar dari kemahnya, WIDEN HIS HORIZON, so that what’s you have to do.
Sama seperti Abram pada waktu itu tidak bisa mengubah fakta bahwa dia belum mepunyai anak, bahwa dia dan istrinya Sarai sudah berumur, tapi dengan cara pandangnya yang baru, dengan cara Tuhan memandang, segala sesuatu itu mungkin, bahkan yang kelihatannya sangat tidak mungkin bagi manusia berdasarkan fakta dan kenyataan. Itu sangat mungkin bagi Tuhan
Dan jangan lupa, tujuan dan janji Tuhan yang mulia dan besar itu bersifat tidak egois dan bukan untuk kepentingan kita sendiri. Lihat janji Tuhan kepada Abram bahwa Tuhan akan membuat Abram menjadi berkat. Menjadi berkat bagi siapa ? Bagi keluarganya, sesamanya dan bagi bangsa-bangsa.
Jadi untuk pembanding, apabila tujuanmu sekarang ini hanya untuk dirimu sendiri, supaya engkau menjadi kaya bagi dirimu sendiri, itu bukan dari Tuhan. Karena apapun tujuan Tuhan atas hidup kita, hal itu harus juga menjadi berkat buat orang lain dan bahkan bagi bangsa-bangsa lain.
Syaloom
24.11.2009 jam 03.00 – 03.50 malam menjelang pagi