Telor

Wednesday, April 21, 2010
Suamiku suka banget telor, di goreng ato di rebus sama saja. Gak ada apapun kalo ada telor aja, wiss gak ada masalah babar blas soal makan.
Nah....gara2 si telor nih, beberapa bulan lalu sempet emosi banggetsss tahu gak sih..
Berhubungan dengan belum adanya order diriku terus terang juga gak pegang uang banyak seperti dulu. Jadi harus hemat bin ngirit
Beruntunglah suamiku sekarang sudah mau handle pengeluaran keluarga terutama buat SPP nya Meel dan buat bulanan juga (jangan bilang2 ya, yang menurutku sangat jauh dari standar..ku)
Sebenarnya aku dan suamiku pasangan yang sangat cocok, dia bisa menghemat luar biasa sementara aku bisa borossss luar biasa. Dia bisa setahun gak beli baju baru, aku bisa sebulan beli baju baru 2 - 3 potong. Gara2 gaya hidup seperti ini, trus jadi kebablasan deh....
Sebenarnya sih kalau aku inget2 lagi, maksud suamiku tuh baik, aku di suruh hemat, gak usah masak lah biar bisa hemat gas. Kan ada juga yang jual masakan siap santap deket rumah.
Nahh padahal, aku pikir selama ini kalau aku masak sendiri, dia seneng...ya emang sih seneng tapi rada boros di gas nya....
So, what I'm thinkin about the object is different with how's his point of view
Dan seringkali, kebanyakan wanita baik yang belum menikah maupun yang sudah terjebak dalam kerangka " Aku pikir..." ato " Lho....tak pikir..."
Padahal tidak sesederhana itu kan... Kita bisa sangat berbeda persepsi dengan orang lain gara2 kita sangat egois mengedepankan asumsi kita.
Yach.. seperti biasa...cekcok terjadi dan gara2 ini aku sangat sadar bahwa aku belum "sembuh" dan belum "naik kelas"
Dengan gaya yang sangat norak sekali....aku malu banget kalo mengingat lagi diriku saat itu.
Tapi apapun, dalam sebuah keluarga, semua kembali lagi ke kata : sepakat.
Makan telor....sepakat......cuman waktu itu aku belum ngehh aja dan dasar keras kepala, ya kepalanya harus di ketok dulu baru sadar.
Apapun saat ini aku bersyukur, suamiku sudah mulai melakukan kewajiban nya dengan rela. Melihat nya main bola dengan Meel di tempat kami yang sempit dan mereka mengabaikan tempat, they just play like kids...membuatku sangat menghargai kebersamaan kami.
Memang kita tidak selalu mendapat apa pun yang kita mau, itu namanya egois...
Cuma perlu berdamai dan bersepakat....dan keindahan itu pun nyatalah...
Akhir 2 ini pun aku semakin belajar banyak tentang sikap dan sifat lelaki. Di suruh... pasti mereka menolak dan tidak mau...walaupun untuk kebaikan mereka sendiri...ini mah sudah terbukti.
Harus dengan cara yang lebih elegant dan teuteupppp sabar harus nomor 1
Biarkan mereka mendapat 1 atau 2 patah kata pengantar dari kita para wanita dan mereka akan mengolah nya sendiri. Hasil nya...gak perlu di tanyakan deh...
Seperti Pak Mario Teguh bilang, untuk apa sih sebenarnya kita menikah....untuk bahagia kan??
Tapi seringkali dengan cara2 kita (wanita) yang kurang elegant dan srudak sruduk, semuanya kerap kali jadi kacau.
Melihat lagi ke dalam suamiku, betapa banyak luka yang aku toreh kan dan sampai sekarang masih membekas....tapi dia masih sabar menghadapi aku, istrinya yang keras kepala, cerewet dan galak ini (egois juga)
Luar biasa ya..
Kalau Pak Adi bilang, kita kalau menghadapi apapun dengan santai, masalah apapun dengan santai, semuanya juga akan ringan. Kerap kali nya sih perempuan emosi duluan, nah ini nih yang bikin kacau....sebenarnya kalau kita bicara dan berhadapan denga pria, rasio harus di depan dulu emosi mbonceng di belakang. gak di boncengin juga gak papa sebenarnya.
Udah dulu ah... jam 4 sore nih, mau pulang dulu...

0 comments:

Post a Comment